BELAJAR
I.
PENDAHULUAN
Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, belajar merupakan
factor penentu proses perkembangan manusia memperoleh hasil perkembangan berupa
pengetahuan, sikap, ketrampilan, nilai, reaksi, keyakinan,dan lain-lain tingkah
laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar.
Dalam ilmu psikologi, belajar tidak diartikan sebagaimana
pengertian sehari-hari yang digunakan orang dalam kehidupan sehari-hari belajar
diartikan orang secara sempit atau terbatas dengan menghafal atau mencari atau
memperoleh pengetahuan.
Dengan demikian “belajar” yang diartikan orang secara terbatas
diatas berarti kurang representatif dalam mewakili pengertian belajar sebagai
“sebab perkembangan dalam hubungan ini psikologi akan membahas pandangan atau pengertian
yang lebih luas dan lebih proporsional sesuai dengan hakikat belajar yang
dilakukan manusia.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini saya akan mencoba sedikit mengulas
tentang apa pengertian balajar dan bagaimana metodenya.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa
definisi belajar?
B.
Bagaimana
pengertian dan apa saja macam-macam metode belajar?
III.
PEMBAHASAN
A.
Definisi Belajar
Belajar
merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk didalamnya belajar bagaimana
seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk
sekolah pada usian5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang
kemampuan belJar mereka sendiri. Tetapi angka tinggi tersebutmenurun drastic
menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun. Konsekuensinya, 4 dari 5
remaja dan dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan
perasaan ketidaknyamanan.[1]
Pengertian
belajar secara harfiah atau etimologi ialah learning dalam bahasa inggris,
sinau dalam bahasa jawa dan ta’allum dalam bahasa arab.
Secara
istilah atau terminology bermacam-macam, menurut pandangan psikologi dapat
disimpulkan dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:[2]
1.
Menurut
Hilgard:
“Learning is
the process by wich an activity originated or is changed throught training
procedures (wether in the laboratory or in the natural environment) is
distinguished from change by factors not atributtableto training.”
2.
Menurut
Harold Spears:
“Learning is to
observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction.”
3.
Menurut
James O. Whittaker:
“Learning maybe
defined as a process by wich behavior originates or is altered through training
or experience.”
4.
Menurut
Silverman:
“Learning is a
process in wich past experience or pratice in result in relatively permanent
changes in individual‘s repertory of responses…. “change” in this devinition
can be desirable or undesirable. “Experience” and “practice” mean that the
chnge in responses cannot be result of maturation, illness, injury, or bodily growth.
The limitation expressed by “relatively permanent” means that tentative
behavior changes such as the caused by fatigue, drug or alcoholed, cannot
classed as learning.
5.
Menurut
Morgan:
“Learning is
any relatively permanent change in behavior that a result of past experience.”
6.
Menurut
Howard L. Kingsleny:
“Learning is
the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed
throught practice or training [belajar adalah ketika tingkah laku {dalam arti
luas} ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan].”
7.
Menurut
Lyle E. Bourne, JR., Bruce R.Ekstrand:
“Learning is a
relatively permanent change in behavior traceable to experience and practice”[3]
8.
Menurut
Wittig:
“Learning is
any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that
occurs as a result of experience”[4]
9.
Menurut
American Heritage Psichology:
a.
To
gain knowledge, comprehension, or mastery trough experience or study
(bertambahnya pengetahuan dan keahlian melalui pengalaman belajar)
b.
To
fix in the mind or memory:memorize (perpaduan antara berfikir dan mengingat,
menghafalkan)
c.
To
acquire trough experience (kesiapan untuk memperoleh pengalaman).[5]
Dalam
bahasa arab, berpadanan dengan kata ta’allum. Sebagai salah satu sumber pengetahuan,
Al-Quran (Surat Al-Baqarah ayat 102) menggunakan kata ta’allum untuk
proses penangkapan dan penyerapan pengetahuan yang bersifat maknawi serta
berpengaruh pada perilaku. Kata ini digunakan Al-Quran untuk menyebutkan proses
penyerapan pengetahuan yang bersifat maknawi serta berpengaruh pada prilaku.
Ta’allum menurut Muhammad Baqir (1989) adalah sebuah proses penyerapan
informasi tanpa batas. Al-Qursy (1990) mengistilahkannya sebagai penyerapan
informasi. Adapun Rohil Baalbaki (2001:316) menerjemahkannya dengaan secara elementar
pada suatu pesan.[6]
Secara
lebih lengkap, musthofa Fahmi (tth:24), menyebutkan bahwa ta’allum adalah
istilah yang menggambarkan proses perubahan perilaku (taghyir fi al suluk) dan
pemindahan pengetahuan tahwil alkibrah). Definisi fahmi tersebut menggambungkan
pengertian belajar dalam ranah psikologi dan teknik pendidikan.
Berdasarkan
definisi-definisi diatas, apa yang dikemukakan oleh para ahli itu berbeda-beda
pendiriannya dan berlain-lainan titik tolaknya. Dengan demikian, dapat kita
simpulkan hal-hal pokok belajar adalah sebagai berikut:
1.
Suatu
aktivitas atau usaha yang disengaja
2.
Suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungan.
3.
Perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan,
sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
4.
Diperolehnya
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru.
5.
Proses
munculnya atau berubahnya suatu perilaku karena adanya respons terhadap suatu
situasi.
6.
Perubahan
perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
Dari beberapa
pengertian belajar tersebut, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku.[7]
B.
Pengertian Dan Macam-macam Metode Belajar
1.
Pengertian
Ditinjau dari
segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani, yaitu “methodos”.
Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui
atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode
memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa
inggris dikenal term method dan way yang terjemahkan dengan
metode dan cara, dan dalam bahasa arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai
kata seperti kata al-thariqah, al-manhaj, dan al-wasilah. Al-thariqah
berarti jalan, al-manhaj berarti system dan al-wasilah berarti
mediator atau perantara. Dengan demikian, kata arab yang paling dekat dengan
arti metode adalah al-thariqah.[8]
Sedang bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat
dimaknai sebagai “jalan yang ditempuh seseorang supaya sampai pada tujuan
tertentu, baik dalam lingkunganatau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu
pengetahuan dan lainnya.
Berangkat dari pembahasan diatas, bila dikaitkan dengan belajar,
dapat digaris bawahi bahwa metode belajar adalah suatu cara atau jalan yang
ditempuh yang sesuai dan serasi sehingga akan tercapai suatu tujuan belajar
yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
2.
Macam-macam
metode belajar
Banyak psikolog dan ahli pendidikan yang telah mengemukakan metode
belajar dalam rangka membantu pembaca menyerap isi bacaan secara efektif dan efisien.
Namun, uraian berikut haanyaa akan membahas dua macam metode, yaitu metode SQ3R
dan metode B+B.[9]
a)
metode SQ3R
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan dari Survey (menyelidiki),
Question bertanya, Read (membaca), Recite (mengucapkan kembali), dan Review
(mengulaangi/menguji)
1)
Survey (Menyelidiki)
Survey adalah kegiatan memeriksa atau meneliti atau
mengidentifikasi seluruh teks. Kegiatan penyelidikan ini seharusnya dilakukan
terlebih dahulu sebelum membaca untuk mendapat gambaran mengenai apakah yang kira-kira diuraikan dalam bab tertentu.
Hal ini dapat dapat dilakukan dengan melihat sepintas lalu pada kalimat-kalimat
permulaan dari suatu bab. Bagian-bagian yang paling perlu diperhatikan dalam
kegiatan survey adalah judul, nama pengarang, tahun penerbitan, nama
penerbit dan daftar isi. Tujuan utama survey ini adalah untuk mengetahui
dengan cepat apakah suatu buku sesuai dengan tujuan studi (bahan yang
diperlukan). Takhnik utama yang dipergunakan untuk menggunakan survey
ini adalah teknik baca-layap (skimming) untuk menentukan pilihaan bahan yang
akan dibaca.
Perlu diingat disini bahwa dalam mencari ide pokok yang dibahas si
pengarang, kita juga bias membaca ringkasan/rangkuman atau kesimpulan yang
diberikan disetiap ahir bab.
2)
Question
(Pertanyaan)
Question disini ialah merumuskan pertanyaan, sebagai informasi
focus yang akan dicari jawabannyadalam kegiatan membaca. Meski pertanyaan bias
dibuat lebih dari satu, tetapi semuanya haruslah mengandung pikiran pokok
bukuyang akan dibaca. Sebaiknya, peertanyaan dituliskan diatas kertas agar
tidak mengganggu ketika membaca.
Untuk membuat pertanyaan, kita bias menggunakan rumus 5W1H yang
sering digunakan oleh wartawan dalam penulisan berita. Rumus 5W1H ini berarti,
Who (siapa), What (apa), When (kapan), Why (kenapa), Where (dimana), dan How
(bagaimana).
3)
Read
(Membaca)
Setelah pertanyaan-pertanyaan yang merupakan informasi focus
dirumuskan, barulah batang tubuh buku (bab-bab dan seksi-seksi) mulaai dibaca.
Sewaktu dibaca, pikiran harus dipusatkan untuk mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan focus yang telah dirumuskan.
Perlu diingat, bahwa sewaktu membaca, janmgan membaca kata demi
kata, tetapi membaca dengan kecep[atan yang bervariasi . grafik, table, atau
gambar sebaiknya dibaca juga, jika ada relevansinya dengan apa yang dicari.
Karena ilustrasi tersebutdapat memverikankemudahan dalam hal-hal tertentu,
misalnya menyederhanakan infornmasi yang kompleks dan hanya menghab iskan waktu
beberapa detik saja untuk mencermatinya.
4)
Recite
Recite searah dengan state atau recallyang artinya mengucapkan
kembali. Maksudnya adalah menghapal (mengucapkan
kembali) sambil mencatanya di atas kertas. Kalau kita sudah membaca, coba
ulangi lagi apa yang kit abaca tanpa melihat/membaca buku. Kalau kita dapat
menceritakan kembali dengan benar, artinya kita sudah mengerti betul apa yang
kita baca.
5)
Review
(Mengulagi/menguji)
Review searti dengan repeat dan test, artinya mengulang atau
menguji. Maksudnya adalah meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang
tersusun pada langkah kedua dan ketiga.
Hal ini penting dilakukan selesai membaca buku.
Dalam mengulang suatu bab, usahakan untuk mengingat ide-ide
utamanya. Sinambungkan antara satu topic dengaan topic yang lain dalam bab
tersebut secara garis besar. Seperti halnya membaca novel, maka hendaknya kita
dapat menceritakan kembali apa yang di bahas dalam bab itu secara garis besar dan berurutan. Periksa, apakah kesinambungan
itu sesuai dengan ringkasan yang kita buat.
b)
Metode
B+B
Menurut Winarno Surakhmad, sambil membaca berhentilah sewaktu-waktu
dan bertanyalah! Yang dimaksud ialah, bila misalnya penulis berkata “Yang
sangat pokok ialah……….,” maka berhentilah sebenter dan bertanyalah, mengapa hal itu sangat pokok?
Semua ini tentu tergantung dari keputusan kita untuk melihat mana
yang perlu “B+B kan” dan mana yang tidak. Yang berguna ialah bahwa rumus B+B ini
“memaksa” kita berfikir dan membaca aktif, dan tidak lagi menerima
segala-galanya atau hanya membaca buku itu sebagai rentetan huruf-huruf belaka.
IV.
KESIMPULAN
A.
Belajar
merupakan perubahan atau proses tingkah laku seseorang melalui pengetahuan dan pengalaman.
B.
Metode
belajar merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh seseorang supaya sampai
pada tujuan tertentu, sehingga akan tercapai suatu tujuan belajar yang efektif
dan efisien sesuai yang diharapkan. Ada dua macam metode yaitu SQ3R dan B+B.
V.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Aunnurrahman,belajar dan Pembelajaran,Bandung:Afabeta.2009
Baharuddin,Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta:Ar-Ruzz
Media.2009
Bahri, syaiful Djamarah,Rahasia Sukses Belajar Edisi Revisi 2008,Jakarta:PT.Rineka
Cipta.2008
Fatturrahman, Pupuh,Psikologi Pendidikan,Bandung:Cv Pustaka
Setia.2010
Ismail SM,Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.Semarang:Rasail
Media Grup.2011
Mustaqim,Psikologi Pendidikan,Yogyakarta:Pustaka
Belajar,2001
Sabri ,M Alisuf,Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum
Nasional. Jakarta:pedoman Ilmu Jaya.1995
Syah, Muhibbin,,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,Bandung:Remaja
Rosdakarya,2010
[1]
Aunnurrahman,belajar dan Pembelajaran,(Bandung:Afabeta.2009).hlm 33
[2] M
Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional.(Jakarta:pedoman
Ilmu Jaya.1995).hlm 54
[3]
Mustaqim,Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta:Pustaka Belajar,2001).hlm33
[4]
Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,(Bandung:Remaja
Rosdakarya,2010).hlm 89
[5]
Baharuddin,Pendidikan dan Psikologi Perkembangan,(Jogjakarta:Ar-Ruzz
Media.2009).hlm 163
[6]
Pupuh Fatturrahman,Psikologi Pendidikan,(Bandung:Cv Pustaka
Setia.2010)hlm 62
[7]
Pupuh Fattuhrahman,ibid.hlm63
[8]
Ismail SM,Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,(Semarang:Rasail
Media Grup.2011).
hlm 7
[9]
syaiful Bahri Djamarah,Rahasia Sukses Belajar Edisi Revisi 2008,(Jakarta:PT.Rineka
Cipta.2008).hlm 122-128