Sabtu, 14 April 2012


BELAJAR
       I.            PENDAHULUAN
Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, belajar merupakan factor penentu proses perkembangan manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, ketrampilan, nilai, reaksi, keyakinan,dan lain-lain tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar.
Dalam ilmu psikologi, belajar tidak diartikan sebagaimana pengertian sehari-hari yang digunakan orang dalam kehidupan sehari-hari belajar diartikan orang secara sempit atau terbatas dengan menghafal atau mencari atau memperoleh pengetahuan.
Dengan demikian “belajar” yang diartikan orang secara terbatas diatas berarti kurang representatif dalam mewakili pengertian belajar sebagai “sebab perkembangan dalam hubungan ini psikologi akan membahas pandangan atau pengertian yang lebih luas dan lebih proporsional sesuai dengan hakikat belajar yang dilakukan manusia.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini saya akan mencoba sedikit mengulas tentang apa pengertian balajar dan bagaimana metodenya.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apa definisi belajar?
B.     Bagaimana pengertian dan apa saja macam-macam metode belajar?
 III.            PEMBAHASAN
A.    Definisi Belajar
Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk didalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usian5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belJar mereka sendiri. Tetapi angka tinggi tersebutmenurun drastic menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun. Konsekuensinya, 4 dari 5 remaja dan dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan ketidaknyamanan.[1]
Pengertian belajar secara harfiah atau etimologi ialah learning dalam bahasa inggris, sinau dalam bahasa jawa dan ta’allum dalam bahasa arab.
Secara istilah atau terminology bermacam-macam, menurut pandangan psikologi dapat disimpulkan dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:[2]

1.      Menurut Hilgard:
“Learning is the process by wich an activity originated or is changed throught training procedures (wether in the laboratory or in the natural environment) is distinguished from change by factors not atributtableto training.”
2.      Menurut Harold Spears:
“Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.”
3.      Menurut James O. Whittaker:
“Learning maybe defined as a process by wich behavior originates or is altered through training or experience.”
4.      Menurut Silverman:
“Learning is a process in wich past experience or pratice in result in relatively permanent changes in individual‘s repertory of responses…. “change” in this devinition can be desirable or undesirable. “Experience” and “practice” mean that the chnge in responses cannot be result of maturation, illness, injury, or bodily growth. The limitation expressed by “relatively permanent” means that tentative behavior changes such as the caused by fatigue, drug or alcoholed, cannot classed as learning.
5.      Menurut Morgan:
“Learning is any relatively permanent change in behavior that a result of past experience.”
6.      Menurut Howard L. Kingsleny:
“Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed throught practice or training [belajar adalah ketika tingkah laku {dalam arti luas} ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan].”
7.      Menurut Lyle E. Bourne, JR., Bruce R.Ekstrand:
“Learning is a relatively permanent change in behavior traceable to experience and practice”[3]
8.      Menurut Wittig:
“Learning is any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience”[4]
9.      Menurut American Heritage Psichology:
a.       To gain knowledge, comprehension, or mastery trough experience or study (bertambahnya pengetahuan dan keahlian melalui pengalaman belajar)
b.      To fix in the mind or memory:memorize (perpaduan antara berfikir dan mengingat, menghafalkan)
c.       To acquire trough experience (kesiapan untuk memperoleh pengalaman).[5]

Dalam bahasa arab, berpadanan dengan kata ta’allum.  Sebagai salah satu sumber pengetahuan, Al-Quran (Surat Al-Baqarah ayat 102) menggunakan kata ta’allum untuk proses penangkapan dan penyerapan pengetahuan yang bersifat maknawi serta berpengaruh pada perilaku. Kata ini digunakan Al-Quran untuk menyebutkan proses penyerapan pengetahuan yang bersifat maknawi serta berpengaruh pada prilaku. Ta’allum menurut Muhammad Baqir (1989) adalah sebuah proses penyerapan informasi tanpa batas. Al-Qursy (1990) mengistilahkannya sebagai penyerapan informasi. Adapun Rohil Baalbaki (2001:316) menerjemahkannya dengaan secara elementar pada suatu pesan.[6]
Secara lebih lengkap, musthofa Fahmi (tth:24), menyebutkan bahwa ta’allum adalah istilah yang menggambarkan proses perubahan perilaku (taghyir fi al suluk) dan pemindahan pengetahuan tahwil alkibrah). Definisi fahmi tersebut menggambungkan pengertian belajar dalam ranah psikologi dan teknik pendidikan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, apa yang dikemukakan oleh para ahli itu berbeda-beda pendiriannya dan berlain-lainan titik tolaknya. Dengan demikian, dapat kita simpulkan hal-hal pokok belajar adalah sebagai berikut:
1.      Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja
2.      Suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan  lingkungan.
3.       Perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
4.      Diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru.
5.      Proses munculnya atau berubahnya suatu perilaku karena adanya respons terhadap suatu situasi.
6.      Perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku.[7]

B.     Pengertian Dan Macam-macam Metode Belajar
1.      Pengertian
Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa inggris dikenal term method dan way yang terjemahkan dengan metode dan cara, dan dalam bahasa arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata al-thariqah, al-manhaj, dan al-wasilah. Al-thariqah berarti jalan, al-manhaj berarti system dan al-wasilah berarti mediator atau perantara. Dengan demikian, kata arab yang paling dekat dengan arti metode  adalah al-thariqah.[8]
Sedang bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai “jalan yang ditempuh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkunganatau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnya.
Berangkat dari pembahasan diatas, bila dikaitkan dengan belajar, dapat digaris bawahi bahwa metode belajar adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi sehingga akan tercapai suatu tujuan belajar yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
2.      Macam-macam metode belajar
Banyak psikolog dan ahli pendidikan yang telah mengemukakan metode belajar dalam rangka membantu pembaca menyerap isi bacaan secara efektif dan efisien. Namun, uraian berikut haanyaa akan membahas dua macam metode, yaitu metode SQ3R dan metode B+B.[9]
a)       metode SQ3R
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan dari Survey (menyelidiki), Question bertanya, Read (membaca), Recite (mengucapkan kembali), dan Review (mengulaangi/menguji)
1)       Survey (Menyelidiki)
Survey adalah kegiatan memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks. Kegiatan penyelidikan ini seharusnya dilakukan terlebih dahulu sebelum membaca untuk mendapat gambaran  mengenai apakah  yang kira-kira diuraikan dalam bab tertentu. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan melihat sepintas lalu pada kalimat-kalimat permulaan dari suatu bab. Bagian-bagian yang paling perlu diperhatikan dalam kegiatan survey adalah judul, nama pengarang, tahun penerbitan, nama penerbit dan daftar isi. Tujuan utama survey ini adalah untuk mengetahui dengan cepat apakah suatu buku sesuai dengan tujuan studi (bahan yang diperlukan). Takhnik utama yang dipergunakan untuk menggunakan survey ini adalah teknik baca-layap (skimming) untuk menentukan pilihaan bahan yang akan dibaca.
Perlu diingat disini bahwa dalam mencari ide pokok yang dibahas si pengarang, kita juga bias membaca ringkasan/rangkuman atau kesimpulan yang diberikan disetiap ahir bab.
2)      Question (Pertanyaan)
Question disini ialah merumuskan pertanyaan, sebagai informasi focus yang akan dicari jawabannyadalam kegiatan membaca. Meski pertanyaan bias dibuat lebih dari satu, tetapi semuanya haruslah mengandung pikiran pokok bukuyang akan dibaca. Sebaiknya, peertanyaan dituliskan diatas kertas agar tidak mengganggu ketika membaca.
Untuk membuat pertanyaan, kita bias menggunakan rumus 5W1H yang sering digunakan oleh wartawan dalam penulisan berita. Rumus 5W1H ini berarti, Who (siapa), What (apa), When (kapan), Why (kenapa), Where (dimana), dan How (bagaimana).
3)      Read (Membaca)
Setelah pertanyaan-pertanyaan yang merupakan informasi focus dirumuskan, barulah batang tubuh buku (bab-bab dan seksi-seksi) mulaai dibaca. Sewaktu dibaca, pikiran harus dipusatkan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan focus yang telah dirumuskan.
Perlu diingat, bahwa sewaktu membaca, janmgan membaca kata demi kata, tetapi membaca dengan kecep[atan yang bervariasi . grafik, table, atau gambar sebaiknya dibaca juga, jika ada relevansinya dengan apa yang dicari. Karena ilustrasi tersebutdapat memverikankemudahan dalam hal-hal tertentu, misalnya menyederhanakan infornmasi yang kompleks dan hanya menghab iskan waktu beberapa detik saja untuk mencermatinya.
4)      Recite
Recite searah dengan state atau recallyang artinya mengucapkan kembali. Maksudnya adalah  menghapal (mengucapkan kembali) sambil mencatanya di atas kertas. Kalau kita sudah membaca, coba ulangi lagi apa yang kit abaca tanpa melihat/membaca buku. Kalau kita dapat menceritakan kembali dengan benar, artinya kita sudah mengerti betul apa yang kita baca.
5)      Review (Mengulagi/menguji)
Review searti dengan repeat dan test, artinya mengulang atau menguji. Maksudnya adalah meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah  kedua dan ketiga. Hal ini penting dilakukan selesai membaca buku.
Dalam mengulang suatu bab, usahakan untuk mengingat ide-ide utamanya. Sinambungkan antara satu topic dengaan topic yang lain dalam bab tersebut secara garis besar. Seperti halnya membaca novel, maka hendaknya kita dapat menceritakan kembali apa yang di bahas dalam bab itu secara garis besar  dan berurutan. Periksa, apakah kesinambungan itu sesuai dengan ringkasan yang kita buat.
b)      Metode B+B
Menurut Winarno Surakhmad, sambil membaca berhentilah sewaktu-waktu dan bertanyalah! Yang dimaksud ialah, bila misalnya penulis berkata “Yang sangat pokok ialah……….,” maka berhentilah sebenter dan  bertanyalah, mengapa hal itu sangat pokok?
Semua ini tentu tergantung dari keputusan kita untuk melihat mana yang perlu “B+B kan” dan mana yang tidak. Yang berguna ialah bahwa rumus B+B ini “memaksa” kita berfikir dan membaca aktif, dan tidak lagi menerima segala-galanya atau hanya membaca buku itu sebagai rentetan huruf-huruf belaka.
 IV.            KESIMPULAN
A.    Belajar merupakan perubahan atau proses tingkah laku seseorang melalui pengetahuan dan pengalaman.
B.     Metode belajar merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, sehingga akan tercapai suatu tujuan belajar yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan. Ada dua macam metode yaitu SQ3R dan B+B.


    V.            PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
Aunnurrahman,belajar dan Pembelajaran,Bandung:Afabeta.2009
Baharuddin,Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.2009
Bahri, syaiful Djamarah,Rahasia Sukses Belajar Edisi Revisi 2008,Jakarta:PT.Rineka Cipta.2008
Fatturrahman, Pupuh,Psikologi Pendidikan,Bandung:Cv Pustaka Setia.2010          
Ismail SM,Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.Semarang:Rasail Media Grup.2011
Mustaqim,Psikologi Pendidikan,Yogyakarta:Pustaka Belajar,2001
Sabri ,M Alisuf,Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional. Jakarta:pedoman Ilmu Jaya.1995
Syah, Muhibbin,,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,Bandung:Remaja Rosdakarya,2010


[1] Aunnurrahman,belajar dan Pembelajaran,(Bandung:Afabeta.2009).hlm 33
[2] M Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional.(Jakarta:pedoman Ilmu Jaya.1995).hlm 54
[3] Mustaqim,Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta:Pustaka Belajar,2001).hlm33
[4] Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2010).hlm 89
[5] Baharuddin,Pendidikan dan Psikologi Perkembangan,(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.2009).hlm 163
[6] Pupuh Fatturrahman,Psikologi Pendidikan,(Bandung:Cv Pustaka Setia.2010)hlm 62
[7] Pupuh Fattuhrahman,ibid.hlm63
[8] Ismail SM,Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,(Semarang:Rasail Media Grup.2011).
  hlm 7
[9] syaiful Bahri Djamarah,Rahasia Sukses Belajar Edisi Revisi 2008,(Jakarta:PT.Rineka Cipta.2008).hlm 122-128