Perencanaan Mata
Diklat
I.
Pendahuluan
Pendidikan adalah bagian dari upaya pengembangan
sumber daya manusia. Banyak hal yang dapat dilakukan orang untuk melakukan
investasi bagi sunber daya manusia di masa depan, salah satunya adalah dengan
pendidikan, pelatihan dan pengembangan.
Dalam pendidikan kadang terdapat kegiatan latihan,
dan dalam pelatihan didalamnya ada proses pendidikan, jadi sangat sulit
memisahkan keduanya, maka pada system birokrasi di Indonesia terdapat satu unit
kegiatan pendidikan dan latihan disingkat Diklat.
Langkah
paling utama dan pertama dalam penyusunan rancang bangun suatu program diklat
adalah kegiatan Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) atau Training Needs Assessment
(TNA). Analisis kebutuhan diklat memiliki kaitan erat dengan perencanaan
diklat. Perencanaan yang paling baik didahului dengan identifikasi kebutuhan.
Kebutuhan pendidikan dan pelatihan dapat dilihat dengan membandingkan antara
tingkat pengetahuan dan kemampuan yang diharapkan (sebagaimana terlihat pada
misi, fungsi dan tugas) dengan pengetahuan dan kemampuan yang senyatanya
dimiliki oleh pegawai.
Diklat dianggap sebagai faktor penting dalam peningkatan kinerja pegawai, proses dan organisasi, sudah luas diakui. Tapi masalahnya banyak diklat yang diselenggarakan oleh suatu organisasi tidak atau kurang memenuhi kebutuhan sesungguhnya. Misalnya yang diperlukan sesungguhnya adalah pelatihan B tetapi yang dilakukan A, akibatnya investasi yang ditanamkan melalui diklat kurang dapat dilihat hasilnya.
Diklat dianggap sebagai faktor penting dalam peningkatan kinerja pegawai, proses dan organisasi, sudah luas diakui. Tapi masalahnya banyak diklat yang diselenggarakan oleh suatu organisasi tidak atau kurang memenuhi kebutuhan sesungguhnya. Misalnya yang diperlukan sesungguhnya adalah pelatihan B tetapi yang dilakukan A, akibatnya investasi yang ditanamkan melalui diklat kurang dapat dilihat hasilnya.
II.
Rumusan
masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami
bahas:
A. Bagaimana
analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan?
B. Bagaimana
langkah-langkah perencanaan pendidikan dan pelatihan?
C. Apa
tujuan pendidikan dan pelatihan?
D. Apa
saja materi pendidikan dan pelatihan guru dan calon kepala sekolah?
III.
Pembahasan
A. Analisis
Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
Setiap upaya
peningkatan mutu pegawai pada pemberian pelatihan pegawai akan memberi hasil
secara efektif, apabila perancangan program pelatihan dibuat atas dasar analisis
kebutuhan pelatihan (training need
analisis).[1]
Sebelum mengetahui analisiss kebutuhan pendidikan dan
pelatihan alangkah baiknya kita
mengetahui pengertian-pengertiannya.
Sebagai mana menurut Briggs Kebutuhan adalah “ketimpangan atau gap antara apa yang
seharusnya dengan apa yang kenyataanya”. Gilley dan Eggland menyatakan bahwa kebutuhan adalah
“kesenjangan antara seperangkat kondisi yang ada pada saat sekarang ini dengan
seperangkat kondisi yang diharapkan. Dalam dunia kerja, kebutuhan juga diartikan
sebagai masalah kinerja.
Pendidikan dan pelatihan (diklat) mempunyai arti penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas dan jabatan tertentu. Jadi, Kebutuhan diklat adalah jenis diklat yang dibutuhkan oleh seorang pemegang jabatan atau pelaksana pekerjaan tiap jenis jabatan atau unit organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melaksanakan tugas yang efektif dan efisien. Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara kebutuhan diklat adalah kekurangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap seorang pegawai sehingga kurang mampu melaksanakan tugas, tanggung jawab, wewenang dan haknya dalam suatu satuan organisasi. Dengan demikian kebutuhan diklat dapat diartikan sebagai kesenjangan kemampuan pegawai yang terjadi karena adanya perbedaan antara kemampuan yang diharapkan sebagai tuntutan pelaksanaan tugas dalam organisasi dan kemampuan yang ada.
Konsep dasar pemikiran kebutuhan diklat adalah adanya deskrepansi kemampuan kerja. Sesuai dengan tingkatan dalam pengungkapan kebutuhan diklat maka deskrepansi dapat terjadi pada seseorang pejabat/pelaksana pekerjaan terhadap tugas di dalam organisasi, jabatan maupun terhadap tugas individu.
Pendidikan dan pelatihan (diklat) mempunyai arti penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas dan jabatan tertentu. Jadi, Kebutuhan diklat adalah jenis diklat yang dibutuhkan oleh seorang pemegang jabatan atau pelaksana pekerjaan tiap jenis jabatan atau unit organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melaksanakan tugas yang efektif dan efisien. Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara kebutuhan diklat adalah kekurangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap seorang pegawai sehingga kurang mampu melaksanakan tugas, tanggung jawab, wewenang dan haknya dalam suatu satuan organisasi. Dengan demikian kebutuhan diklat dapat diartikan sebagai kesenjangan kemampuan pegawai yang terjadi karena adanya perbedaan antara kemampuan yang diharapkan sebagai tuntutan pelaksanaan tugas dalam organisasi dan kemampuan yang ada.
Konsep dasar pemikiran kebutuhan diklat adalah adanya deskrepansi kemampuan kerja. Sesuai dengan tingkatan dalam pengungkapan kebutuhan diklat maka deskrepansi dapat terjadi pada seseorang pejabat/pelaksana pekerjaan terhadap tugas di dalam organisasi, jabatan maupun terhadap tugas individu.
Menurut Johanes
Popu Analisis kebutuhan pelatihan,
memberikan beberapa tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut:[2]
1.
Memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu
solusi untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja pegawai dan produktivitas perusahaan.
2.
Memastikan bahwa para partisipan yang mengikuti pelatihan
benar-benar orang-orang yang tepat.
3.
Memastikan bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan
selama pelatihan benar-benar sesuai
dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam
suatu jabatan tertentu.
4.
Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang
dipilih sesuai dengan tema atau materi pelatihan.
5.
Memastikan bahwa penurunan kinerja/kurangnya kompetensi atau
pun masalah yang ada adalah disebabkan karena kurangnya pengetahuan,
ketrampilan dan sikap-sikap kerja; bukan oleh alasan-alasan lain yang tidak
bisa diselesaikan melalui pelatihan memperhitungkan untung-ruginya melaksanakan
pelatihan mengingat bahwa sebuah pelatihan pasti membutuhkan sejumlah dana.
Agar
program pelatihan dan pengembangan dapat berhasil baik maka harus diperhatikan
delapan faktor sebagai berikut (Dale Yorder dalam Moh. Asad 1987):[3]
1. Individual differences
Sebuah program diklat akan berhasil jika kita memperhatikan individual diference para peserta diklat. Perbedaan individu meliputi faktor fisik maupun psikis. Oleh karena itu dalam perencanaan program diklat harus memperhatikan faktor fisik seperti bentuk dan komposisi tubuh, dan fisik, kemampuan panca indera maupun faktor psikis seperti intelegensi, bakat, minat , kepribadian, motivasi , pendidikan para peserta diklat. Keberhasilan program diklat sangat ditentukan oleh pemahaman karakteristik peserta diklat terkait dengan individual difference.
2. Relation to Job analisis
Untuk memberikan program diklat terlebih dahulu harus diketahui keahlian yang dibutuhkan. Dengan demikian program diklat dapat diarahkan atau ditujukan untuk mencapai keahlian tersebut. Suatu program diklat yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja pada keahlian tertentu akan merugikan semua pihak baik masyarakat , industri maupun lembaga penyelenggara diklat itu sendiri.
3. Motivation
Motivasi adalah suatu usaha menimbulkan dorongan untuk melakukan tugas. Sehubungan dengan itu ,program diklat sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar dapat menimbulkan motivasi bagi peserta. Penumbuhan motivasi itu sangat pentng sehingga mampu mendoromng peserta untuk mengikuti program diklat dengan baik dan mampu memberikan harapan lebih baik dibidang pekerjaan setelah berhasil menyelesaikan program diklat .
4. Active participation
Didalam pelaksanaan program diklat harus diupayakan keaktifan peserta didalam setiap materi yang diajarkan. Pemilihan materi dan strategi pembelajaran yang tepat oleh para trainer sangat menentukan keberhasilan. Pemberian umpan balik kepada peserta pada setiap komunikasi maupun evaluasi akan semakin mengembangkan motivasi dan pengetahuan yang diperoleh. Penyusunan materi(kurikulum) yang berbasis kompetensi maupun berbasis luas dengan pengembangan aspek kecakapan hidup peserta menjadi kekuatan untuk menarik perhatian dan minat peserta diklat.
5. Selection of trainess
Program diklat sebaiknya ditujukan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dpat mengikuti program diklat. Oleh karena ini sangat pentinn dilakukan proses seleksi untuk pelaksanaan program dilakukan. Berbagai macam tes seleksi dapat dilakukan misalnya test potensi akademik. Disampin itu adanya seleksi juga merupakan faktor perangsang untuk meningkatkan image peserta maupun penyelenggara diklat.
6. Selection of trainer
Pemilihan pemateri/pengajar untuk penyampaian materi diklat harus disesuaikan dengan kualifikasi yang dibutuhkan dan kemampuan mengajar. Seorang trainer yang cakap belum tentu dapat berhasil menyampaikan kepandaiannya kepada orang lain. Oleh karena itu pengajar program diklat harus memiliki kualifikasi dalam bidang pengajaran dan mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat dengan memeprhatikan individual difference peserta diklat.
7. Trainer training
Kompetensi trainer juga perlu ditingkatakan. Untuk itu mengingat trainer menjadi ujung tombak dalam keberhasilan program diklat maka sebelum mengemban tanggung jawab untuk memberkan pelatihan maka para trainer harus diberikan pendidikan sebagai pelatih.
8. Training methods
Metode yang digunakan dalam program diklat harus sesuai dengan jenis diklat yang diberikan. Strategi pembelajaran menjadi senjata utama dalam keberhasilan program diklat.
1. Individual differences
Sebuah program diklat akan berhasil jika kita memperhatikan individual diference para peserta diklat. Perbedaan individu meliputi faktor fisik maupun psikis. Oleh karena itu dalam perencanaan program diklat harus memperhatikan faktor fisik seperti bentuk dan komposisi tubuh, dan fisik, kemampuan panca indera maupun faktor psikis seperti intelegensi, bakat, minat , kepribadian, motivasi , pendidikan para peserta diklat. Keberhasilan program diklat sangat ditentukan oleh pemahaman karakteristik peserta diklat terkait dengan individual difference.
2. Relation to Job analisis
Untuk memberikan program diklat terlebih dahulu harus diketahui keahlian yang dibutuhkan. Dengan demikian program diklat dapat diarahkan atau ditujukan untuk mencapai keahlian tersebut. Suatu program diklat yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja pada keahlian tertentu akan merugikan semua pihak baik masyarakat , industri maupun lembaga penyelenggara diklat itu sendiri.
3. Motivation
Motivasi adalah suatu usaha menimbulkan dorongan untuk melakukan tugas. Sehubungan dengan itu ,program diklat sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar dapat menimbulkan motivasi bagi peserta. Penumbuhan motivasi itu sangat pentng sehingga mampu mendoromng peserta untuk mengikuti program diklat dengan baik dan mampu memberikan harapan lebih baik dibidang pekerjaan setelah berhasil menyelesaikan program diklat .
4. Active participation
Didalam pelaksanaan program diklat harus diupayakan keaktifan peserta didalam setiap materi yang diajarkan. Pemilihan materi dan strategi pembelajaran yang tepat oleh para trainer sangat menentukan keberhasilan. Pemberian umpan balik kepada peserta pada setiap komunikasi maupun evaluasi akan semakin mengembangkan motivasi dan pengetahuan yang diperoleh. Penyusunan materi(kurikulum) yang berbasis kompetensi maupun berbasis luas dengan pengembangan aspek kecakapan hidup peserta menjadi kekuatan untuk menarik perhatian dan minat peserta diklat.
5. Selection of trainess
Program diklat sebaiknya ditujukan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dpat mengikuti program diklat. Oleh karena ini sangat pentinn dilakukan proses seleksi untuk pelaksanaan program dilakukan. Berbagai macam tes seleksi dapat dilakukan misalnya test potensi akademik. Disampin itu adanya seleksi juga merupakan faktor perangsang untuk meningkatkan image peserta maupun penyelenggara diklat.
6. Selection of trainer
Pemilihan pemateri/pengajar untuk penyampaian materi diklat harus disesuaikan dengan kualifikasi yang dibutuhkan dan kemampuan mengajar. Seorang trainer yang cakap belum tentu dapat berhasil menyampaikan kepandaiannya kepada orang lain. Oleh karena itu pengajar program diklat harus memiliki kualifikasi dalam bidang pengajaran dan mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat dengan memeprhatikan individual difference peserta diklat.
7. Trainer training
Kompetensi trainer juga perlu ditingkatakan. Untuk itu mengingat trainer menjadi ujung tombak dalam keberhasilan program diklat maka sebelum mengemban tanggung jawab untuk memberkan pelatihan maka para trainer harus diberikan pendidikan sebagai pelatih.
8. Training methods
Metode yang digunakan dalam program diklat harus sesuai dengan jenis diklat yang diberikan. Strategi pembelajaran menjadi senjata utama dalam keberhasilan program diklat.
Adapun fungsi dari analisis kebutuhan diklat adalah: [4]
1. Mengumpulkan informasi tentang skill, knowledge dan feeling pekerja;
2. Mengumpulkan informasi tentang job content dan job context;
3. Mendefinisikan kinerja standar dan kinerja aktual dalam rincian yang operasional;
4. Melibatkan stakeholders dan membentuk dukungan;
5. Memberi data untuk keperluan perencanaan
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari kegiatan analisis kebutuhan diklat, yaitu manfaat langsung dan tidak langsung.
Manfaat langsung adalah :
1. Menghasilkan program diklat yang disusun sesuai dengan kebutuhan organisasi, jabatan dan individu.
2. Sebagai dasar penyusunan program diklat yang tepat.
3. Menambah motivasi peserta diklat dalam mengikuti diklat karena sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Sedangkan manfaat tidak langsung adalah :
1. Menjaga produktivitas kerja
2. Meningkatkan produktivitas dalam menghadapi tugas-tugas baru.
3. Efisiensi biaya organisasi
1. Mengumpulkan informasi tentang skill, knowledge dan feeling pekerja;
2. Mengumpulkan informasi tentang job content dan job context;
3. Mendefinisikan kinerja standar dan kinerja aktual dalam rincian yang operasional;
4. Melibatkan stakeholders dan membentuk dukungan;
5. Memberi data untuk keperluan perencanaan
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari kegiatan analisis kebutuhan diklat, yaitu manfaat langsung dan tidak langsung.
Manfaat langsung adalah :
1. Menghasilkan program diklat yang disusun sesuai dengan kebutuhan organisasi, jabatan dan individu.
2. Sebagai dasar penyusunan program diklat yang tepat.
3. Menambah motivasi peserta diklat dalam mengikuti diklat karena sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Sedangkan manfaat tidak langsung adalah :
1. Menjaga produktivitas kerja
2. Meningkatkan produktivitas dalam menghadapi tugas-tugas baru.
3. Efisiensi biaya organisasi
B. Langkah-langkah
Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan
Untuk mendapatkan hasil pelatihan yang diinginkan,
dibutuhkan langkah-langkah perencanaan dalam pendidikan dan latihan.
Adapun
perencanaan pendidikan dan pelatihan langkah-langkahnya sebagai berikut: [5]
1.
Menentukan kebutuhan pelatihan dengan
menganalisis kebutuhan organisasi, analisis tugas, dan analisis kebutuhan
individual para pelaksana tugas; menetapkan tujuan pelatihan.
2.
Menyusun kriteria keberhasilan pelatihan. Langkah ini meliputi
: Penentuan Pendekatan yang dipergunakan, apakah secara induktif, deduktif,
praktikal, dan sebagainya. Misal pada materi situasional leadership,
dipergunakan pendekatan deduktif, artinya konsep dikenalkan lebih dahulu, baru
menyusul kemudian ilustrasi dan contoh dari dunia nyata. Langkah ini berguna
untuk menentukan urutan logik dari materi yang disampaikan. Dan Penentuan
langkah-langkah praktis yang akan ditempuh pada waktu pengajaran atau pelatihan.
Langkah praktis itu menggambarkan tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan
agar step logik di depan dapat dipenuhi. Langkah ini merujuk kepada pendekatan
yang dipergunakan oleh guru / pemandu.
3.
Melaksanakan pelatihan yang mencakup langkah
kegiatan: memilih metode pelatihan, menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran,
serta melakukan pelatihan. Metode ini dipilih untuk tiap langkah praktis yang
telah dirumuskan. Bisa saja dalam satu langkah digunakan beberapa metode, dan
begitu pula sebaliknya. Berikut ini ada tabel yang barangkali bisa membantu
pemilihan metode yang tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
4.
Menilai program pelatihan yang meliputi
langkah-langkah pengukuran, membandingkan antara hasil pelatihan dengan
kriteria keberhasilan pelatihan, dan memperoleh umpan balik bagi setiap fungsi
pengelolaan program pelatihan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
serta semua langkah dalam fungsi masing-masing. Alat evaluasi atau instrumen
evaluasi dipergunakan dalam menilai proses maupun produk pengajaran / pelatihan
yang dilakukan. Untuk menentukan alat evaluasi yang cocok bisa didasarkan
kepada tujuan pengajaran / pelatihan maupun pertimbangan yang lain. Tentang
jenis alat evaluasi yang banyak dipergunakan untuk tiap domain tujuan,
diuraikan pada naskah perancangan kurikulum.
C. Tujuan
Pendidikan dan Pelatihan
Secara
umum pendidikan dan latihan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
personil dalam meningkatkan kecakapan dan keterampilan mereka, Terutama dalam
bidang-bidang yang berhubungan dengan kepemimpinan dan manajerial yang
diperlukan dalam pencapaian tujuan organisasi.
[6]
Untuk mencapai daya guna dan hasil guna
yang sebesr-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan
latihan (diklat). Pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pada
pegawai dimaksudkan agar terjamin keserasian pembinaan pegawai. Pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan meliputi kegiatan perencanaan, termasuk perencanan anggaran,
penentuan standar,pemberian akreditasi, penilaian, dan pengawasan. Dengan kata
lain pelatihan merupakan salah satu pengalaman belajar terstruktur dengan
tujuan mengembangkan kemampuan menjadi keterampilan khusus, pengetahuan atau
sikap tertentu.
Tujuan pendidikan dan pelatihan pegawai
antara lain adalah:[7]
1. Meningkatkan
pengabdian, mutu, keahlian dan keterampilan
2. Mencipkatan
pola pikir yang sama
3. Menciptakan
dan mengembangkan metode kerja yang lebih baik
4. Membina
karir pegawai
Berdasarkan
peraturan pemerintah no 101 tahun 2000 tentang pendidikan dan latihan jabatan
Pegawai Negri Sipil pasal 2 dan 3 bahwa diklat bertujuan agar:
1. Peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk melaksanakan tugas jabatan secara
operasional dengan didasari kepribadian etika pegawai negeri sipil sesuai
dengan kebutuhan instansi.
2. Menciptakan
aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan
kesatuan bangsa
3. Memantapkan
sikap dan semangatkepribadian yang
berorientasi pada pelayanan, pengayoman, pemberdayaan masyarakat.
4. Menciptakan
kesamaan visi dan dinamika pola berfikir dalam melaksanakan tugas pemerintah
dan pembangunan demi terwujudnya
pemerintahan yang baik.
D. Materi
Pendidikan dan Pelatihan Guru dan Calon Kepala Sekolah
Pemberian materi dalam kegiatan pendidikan dan latihan ada perlu mencakup dua hal, yaitu: pertama,
Kesesuaian materi diklat dengan tugas dan pekerjaan peserta. Kedua, penerapan
atau aplikasi materi diklat dalam pelaksanaan tugas. Dengan kata lain materi dalam
tiap diklat berbeda disesuaikan pada kebutuhan peserta diklat.
Untuk materi diklat guru mencakup empat kompetensi
guru, yaitu kompetensi pedagogic, professional, kepribadian dan social. Adapun
rincian materi diklat sesuai dengan ketetapan Dirjen Dikti/Ketua Konsorsium
Sertifikasi Guru, dengan struktur program sebagai berikut:[8]
1. Pengembangan
profesionalitas guru
2. Pendalaman
materi mata pelajaran yang belum dikuasai oleh sebagian besar guru
3. Model-model
pembelajaran PAIKEM
4. Pemanfaatan
media pembelajaran
5. Program
pembelajaran (RPP)
6. Pengembangan
system penilaian
7. Penelitian
Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
8. Pelaksanaan
pembelajaran (peer teaching)
Runtutan
pemberian materi untuk calon kepala
sekolah kurang lebih adalah demikian:[9]
1. Permen
NO. 13 tahun 2007 tentang kompetensi kepala sekolah, salah satunya adalah
tentang kompetensi manajerial, kepribadian, social dan kewirausahaan
2. Kompetensi
supervise memiliki tiga sub kompetensi yaitu:
a) Merencanakan
program supervisi akademik untuk meningkatkan profesionalisme guru
b) Melaksanakan
supervise terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat
c) Meninjak
lanjuti hasil supervisi akademik
3. Secara
konsep supervise akademik dinyatakan sebagai kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran.
IV.
ANALISIS
Fungsi utama departemen pendidikan dan latihan adalah menciptakan sumber
daya manusia yang memiliki kapabilitas memenuhi kebutuhan perusahaan atau
lembaga masa sekarang dan masa yang akan datang. Untuk memenuhi kebutuhan ini,
maka departemen pendidikan dan latihan haruslah bersifat pro-aktif dalam
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan agar dapat berjalan sesuai tujuan yang
hendak dicapai.
Sikap pro-aktif ini, salah satunya melalui penyusunan perencanaan
pelatihan tahunan yang disusun berdasarkan kebutuhan organisasi. Namun,
kenyataannya hal ini tidak selalu dilakukan oleh departemen pendidikan dan
pelatihan lembaga atau perusahaan. penyebab paling utama adalah kurangnya
pemahaman bagaimana menyusun perencanaan pendidikan dan latihan. Oleh karena
itu perlu adanya penyusunan perencanaan materi pendidikan dan latihan. Perihal
utama yang mesti dipahami ialah menyusun perencanaannya berdasarkan
identifikasi kebutuhan pelatihan karena dengan manganalisis segala kebutuhan
calon peserta diklat akan tampak jelas kecacatan dan kekurangan peserta diklat
untuk dibenahi.
Selanjutnya dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan perlu memerhatikan
langkah-langkah pelaksanaannya, agar dalam hasil akhirnya sesuai dengan tujuan
yang memang dirumuskan dari awal. Dan materi-materi dalam kegiatan ini bisa
dipahami, dimengeri, dan yang paling penting bisa dipraktekkan oleh peserta
diklat untuk menjadi pegawai yang lebih berkompeten.
V.
Kesimpulan
A. Kebutuhan
diklat adalah jenis diklat yang dibutuhkan oleh seorang pemegang jabatan atau
pelaksana pekerjaan tiap jenis jabatan atau unit organisasi untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melaksanakan tugas yang efektif dan
efisien.
B. Langkah-langkah
perencanaan diklat yaitu; menetapkan tujuan pelatihan, menyusun kriteria
keberhasilan pelatihan, Melaksanakan pelatihan dan yang terahir evaluasi.
C. Secara
umum pendidikan dan latihan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
personil dalam meningkatkan kecakapan dan keterampilan mereka.
D. materi
dalam kegiatan pendidikan dan latihan
ada perlu mencakup dua hal, yaitu:
pertama, Kesesuaian materi diklat dengan tugas dan pekerjaan peserta. Kedua,
penerapan atau aplikasi materi diklat dalam pelaksanaan tugas
VI.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami
susun. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca kami tunggu, guna perbaikan
pada penyususnan makalah selanjutnya. Semoga maakalah ini bias bermanfaat bagi
kita semua. Amin,,,
DAFTAR PUSTAKA
Ø Mardianto,Pesantren Kilat Konsep, Panduan,&
Pengembangan,Jakarta:CIPUTAT PRESS,2005
Ø Panitia
Sertifikasi Guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Rayon 6 IAIN Wali Songo
Semarang 2010,Modul Untuk Narasumber
Pendidikan dan Latihan Guru(PLPG),Semarang.2010
Ø Sentana,
Aso ,Key Result Area Pengayaan Potensi
Kepemimpinan Bisnis Berbasis Kepuasan Pelanggan,Jakarta:Elex Media
Kompetindo.2004
Ø
Supriyady
Bratakusumah, Deddy & Dadang Sholihin,Otonomi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,Jakarta;Gramedia Pustaka Utama.2001
Ø Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang, PT. IMTIMA,2007
Ø http:
//
Checep05.wordpress.com/2011/12/16/materi-sesi-1-diklat-calon-kepala-sekolah-supervisi-pembelajaran/,2.34pm
[1]
Aso Sentana,Key Result Area Pengayaan
Potensi Kepemimpinan Bisnis Berbasis Kepuasan Pelanggan,(Jakarta:Elex Media
Kompetindo.2004)hlm.94
[3]
Ibid, 7.20 Am
[4] Ibid,
7.20 Am
[5]
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian
4 Pendidikan Lintas Bidang,(PT. IMTIMA,2007), hlm 474
[6]
Mardianto,Pesantren Kilat Konsep,
Panduan,& Pengembangan,(Jakarta:CIPUTAT PRESS,2005)hlm 39-40
[7]
Deddy Supriyady Bratakusumah & Dadang Sholihin,Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,(Jakarta;Gramedia Pustaka
Utama.2001).hlm 104-105
[8]
Panitia Sertifikasi Guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Rayon 6 IAIN
Wali Songo Semarang 2010,Modul Untuk
Narasumber Pendidikan dan Latihan Guru(PLPG),(Semarang.2010),hlm vii
[9]
http: // Checep05.wordpress.com/2011/12/16/materi-sesi-1-diklat-calon-kepala-sekolah-supervisi-pembelajaran/,2.34pm